Demikianlah, beberapa pekan lalu dari beberapa grup terbaca rencana perhelatan besar LibreOffice di Indonesia, termasuk pernah terbawa berkomentar di status sindir-sindiran ringan di Facebook, “Mana nih, sponsor dari Microsoft?” Sedikit menghangatkan, beberapa hari lalu tampil peringatan potensi penggunaan atau penyalahgunaan data kita sebagai pengguna oleh pabrik-pabrik perangkat lunak komersial –dan dalam hal ini LibreOffice menawarkan keunggulan.
Ringkasnya, cukup gaung perihal LibreOffice, yang mengarah “sedang ada apa-apa, nih.”
Pekan lalu di Surakarta, seperti ditampilkan dengan cantik di halaman depan LibreOffice Conf. Asia & UbuCon Asia 2023 (LOUCA23). Selamat dan terima kasih untuk teman-teman panitia, pengisi acara, dan peserta yang telah menyelenggarakan dan berkontribusi pada acara akbar tsb.
Lebih dari sekadar seremonial, Didiet Agus Pambudiono menceritakan pengalamannya, Experience with LibreOffice Conf Asia & Ubucon Asia 2023, dengan pengantar sangat meyakinkan,
I am pleased because I was chosen as one of the parallel class speakers at this event, this is my fifth event on an international scale event. I used to be a speaker for openSUSE Asia Summit 2016 in Yogyakarta, LibreOffice Indonesia Conference 2018 in Surabaya, openSUSE Asia Summit 2018 in Taipei, and openSUSE Asia Summit 2019 in Denpasar.
Proficiat!
Walaupun saya bukan pengguna LibreOffice, turut mengapresiasi inisiatif mempromosikan alternatif perangkat lunak seperti ini. Lebih-lebih juga dapat ditampilkan kontribusi orang-orang yang bersedia repot dari negeri kita sendiri.