Akhirnya tawaran surel (surat elektronik, email) di Facebook datang kemarin, dengan demikian alamat surel saya menjadi empat, diurut secara kronologis pembuatan: di Yahoo! Mail, Gmail, Hotmail, dan Facebook. Semua versi gratis, kecuali untuk Yahoo! Mail saya sempat berlangganan setahun demi jatah ukuran kotak surat yang memadai sebelum Gmail mengubah paradigma surel berbasis web. Empat alamat surel lebih dari cukup buat saya, selain mengingatkan akhir abad lalu, sebelum saya akhirnya menggunakan klien surel berbasis terminal, Mutt di Debian, dasawarsa kedua abad ini ditandai dengan kedatangan surel yang berkurang drastis, disalip oleh volume notifikasi layanan Web dan selebaran komersial.
Saya ceritakan kepada anak kedua saya tentang surel dari Facebook ini, pertanyaan dia tampaknya mewakili sebagian besar pengguna Internet sekarang, Bukannya sudah ada Pesan di Facebook?
Jadi perlu saya jelaskan ulang di sini bahwa dengan adanya surel di Facebook berarti pengguna Facebook yang sudah mendapatkan dan mengaktifkan layanan tsb. sekarang dapat mengirim pesan kepada semua pengguna Internet yang memiliki alamat surel kendati dia tidak memiliki akun Facebook.
Adakah pengguna Internet yang tidak memiliki akun Facebook sekarang?
Serupa pertanyaan menjelang pergantian milenium lalu: Adakah pengguna Internet yang tidak memiliki surel?
Pada awal kabar penyediaan Facebook Mail, TechCrunch dengan menggebu-gebu menyebut FMail akan menggeser Gmail. Salah satu alasan yang mereka kemukakan adalah kecerdikan Facebook menyiasati banjir notifikasi dengan penggunaan balon kecil merah yang populer itu. Dengan diterapkan secara praktis untuk membedakan surel yang memang perlu direspon dan “sekadar notifikasi”, cara Facebook ini akan mengungguli Gmail. Beberapa komentar merespon TechCrunch sebagai “terlalu membesar-besarkan Facebook.” Saya sendiri merasa Gmail sangat superior dengan teknologi pengelolaan dan pengaksesan surel mereka dan apakah Facebook yang memang datang di sisi yang lain, yaitu jejaring sosial, akan segera sanggup melompat masuk ke teknologi pengelolaan surel? Kira-kira mirip dengan perbandingan album foto Facebook dengan Flickr.
Walaupun, tentu, jangan sepelekan pendatang baru, seperti kala inovasi Gmail mengatasi Yahoo! Mail.
Bagaimana dengan surel Facebook akhirnya?
Pertama, tidak disediakan cara untuk melihat tajuk surel. Fasilitas klasik dan standar di hampir semua klien surel untuk melihat tajuk (header) di surel tidak ada. Bagian yang berisi semacam metadata surel ini barangkali dianggap tidak diperlukan oleh pengguna Facebook dan memang hanya sekali-kali saja dilongok oleh pengguna surel secara umum, yakni jika diinginkan penelusuran perjalanan surel, misalnya. Masih berkaitan dengan hal ini: fasilitas standar seperti Cc dan Bcc raib. Atas dasar “ketidaklengkapan” hal ini, TechiFire menyebut Facebook Mail belum menyaingi layanan surel pada umumnya. (Atau, apakah hal ini berarti “kematian Bcc”?)
Persilangan antara konsep pesan Facebook yang sudah ada sebelumnya dan konsep surel yang sudah mapan seperti menghasilkan kondisi tanggung dan saya teringat prediksi Google akan Wave yang akhirnya pun meleset. Wave yang disebut sebagai “seperti inilah surel jika diciptakan sekarang” ternyata gagal menyaingi kepraktisan surel. (Kendati di sisi lain kepraktisan dan ketersediaan surel juga menjadi bumerang.)
Kedua, Facebook Mail menyatukan riwayat korespondensi sehingga pesan berkelanjutan seperti percakapan yang berkepanjangan. Memang subjek surel ditandai dengan huruf tebal, namun menjadi merepotkan melihat pesan-pesan lama yang tidak relevan ikut muncul. Bagaimana jika jumlah korespondensi tsb. nantinya sangat banyak dan bermacam-macam topik?
Jawaban sederhana tetap mengembalikan Facebook (dan layanan di Web lainnya) pada fungsinya semula. Karena Facebook memang jejaring sosial, jangan berharap fungsi surel yang lengkap dan memadai tersedia di sana, seperti juga jangan mencari metadata foto (bahkan yang sederhana semacam tanggal pemotretan) di album foto Facebook. Begitu juga melakukan “kultwit” (kuliah berseri di Twitter) lebih sering dianggap mengganggu, mengapa tidak ditulis dalam bentuk blog?
Alhasil, saya terima alamat surel di Facebook karena saya pengguna aktif di sana, rasanya belum akan digunakan sebagai tempat korespondensi sepadan dengan alamat surel yang lain. Selain itu memang perlu disadari, beberapa kali saya menerima pesan dari teman: tolong dikirim lewat [pesan] Facebook, ya?
Saya gak punya facebook. Dulu sempet punya, tapi udah hampir 1 tahun ini dinon-aktifkan. Terlalu riuh di facebook 🙂